Beliau membawakan topik “Phytopharmaceutical Opportunities in Modern Treatment” dan menjelaskan poin-poin penting untuk mengintegrasikan fitofarmasi ke terapi contemporary. Ada enam aspek yang perlu diperhatikan meliputi kualitas, faktor intrinsik dan ekstrinsik, pengaruh regulasi, efikasi, keamanan, Quality Assurance (QA), serta Quality assurance (QC). Dengan kolaborasi antara SwipeRx, komunitas farmasi terbesar di Asia Tenggara, dan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia DKI Jakarta, gelaran ini berhasil menarik perhatian para profesional di bidang kesehatan. SwipeRx IPEC menjadi wadah edukasi untuk mengakselerasi bisnis apotek dan kesehatan masyarakat. “Ikatan Apoteker Indonesia sepenuhnya mendukung inisiatif SwipeRx sebagai langkah konkret untuk memperkuat peran apoteker di Indonesia, terutama dalam meningkatkan profesionalisme dan kapabilitas mereka di lapangan,” ungkap M Yamin.
Ipmg Members Won Awards For Eco Lasting Corporate Governance In Food And Drug Sector Classification
Fitur ini memudahkan pebisnis apotek dalam pengadaan produk secara online dengan cepat dan harga kompetitif, serta pelayanan pengiriman yang cepat. Surmadewi, N. K. Y., & Saputra, I. D. G. Dh. Pengaruh Likuiditas, Utilize, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 567– 593. pafikabupatengarutjabar.org
Deregulasi Diharapkan Dorong Pengembangan Industri Farmasi
Tepat dua minggu sejak tanggal 18 Agustus 2022, The third International Summertime College mencapai penghujung acara pada 31 Agustus 2022. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya partisipan yang mendaftar baik online maupun on site. Tercatat lebih dari 1000 peserta yang mengikuti program secara online serta hampir 100 orang on website. Kegiatan ini diikuti oleh sepuluh negara, diantaranya Nigeria, Mesir, Afghanistan, Bangladesh, Sudan, Yaman, Tanzania, Turkmenistan, dan Filipina.
Selanjutnya, materi bertajuk “Pre and Blog Post Control of Traditional Medicine Products” diulas dengan menarik oleh Dra. Yang menjabat sebagai Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik. Beliau menekankan bahwa selama proses pre-market control dan post-market control bertujuan untuk memastikan kualitas, efikasi, dan keamanan produk terjamin secara konsisten dalam manufaktur.
Mengusung tema “Regulations for The Use of Herbal Medication in Indonesia.” Beliau memaparkan bahwa pemerintah telah berupaya untuk melancarkan peredaran produk domestik melalui Peraturan Presiden (PP). “Kementerian Kesehatan berkomitmen melaksanakan transformasi sistem kesehatan primer melalui metode preventif dan dan promotif. Kami juga memiliki program untuk meningkatkan kapabilitas serta pelayanan kesehatan,” tegasnya. Meskipun industri farmasi menggunakan paten obat untuk memastikan keeksklusifan pasar, namun hak paten biasanya hanya berlaku selama 20 tahun. Sepuluh tahun proses penelitian dan pengembangan obat, membuat industri farmasi terdorong untuk memperpanjang hak paten obat mereka agar riset dan keaslian akan suatu obat bisa dijaga.
Lalu kami akan bekerja sama dengan industri farmasi terkait proses inkubasi,” paparnya. Selanjutnya materi kedua, yaitu “The Phytocompounds and Jamu for Immunomodulators” disampaikan oleh Dr. suitable. Martha Ervina, S.Si, M.Si dari Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala.
E-Jurnal Manajemen, 8( 3 ), 1577– 1607. Jurnal ini Membahas Tentang Jurnal Farmasi (Jurnal Indonesian Journal of Drug Store Vol 29 No 1 Tahun 2018). Jurnal ini Membahas Tentang Jurnal Farmasi (Jurnal Indonesian Journal of Drug Store Vol 29 No 2 Tahun 2018). Jurnal ini Membahas Tentang Jurnal Farmasi (Jurnal Indonesian Journal of Drug Store Vol 29 No 4 Tahun 2018). Jurnal ini Membahas Tentang Jurnal Farmasi (Jurnal Indonesian Journal of Pharmacy Vol 30 No 1 Tahun 2019). Jurnal ini Membahas Tentang Jurnal (Jurnal Indonesian Journal of Drug Store Vol 30 No 2 Tahun 2019).
Penyampaian materi kedua ini dilaksanakan secara langsung di Hall Lantai 1 Gedung Nanizar Zaman Joenoes. Materi yang disampaikan mengarah ke mekanisme obat tradisional (jamu) dalam sistem imun. Apabila dihubungkan dengan kondisi saat ini, yaitu pandemi covid-19 yang belum juga berakhir, jamu dapat dijadikan alternatif untuk mencegah penularan dan menjaga kekebalan tubuh. Penyampaian yang jelas dan informasi yang bermutu dapat menarik perhatian partisipan untuk mengetahui lebih dalam akan benefit dari jamu. Materi pertama dibawakan oleh Dr. Dra. M.Pharm., MARS yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kementerian Kesehatan RI.
Acara penutupan dilaksanakan dalam bentuk kuliah sekaligus webinar yang dimoderatori oleh apt. Andi Hermansyah S.Farm, M.Sc., Ph.D . Pada kesempatan tersebut, sederet pembicara terkemuka diundang untuk memberikan materi mengenai utilitas jamu dan penggunaan obat tradisional Indonesia secara komprehensif.